ARTICLES
Analisis Perbedaan Tingkat Boredom (Kebosanan) Siswa Laki-Laki dan Perempuan dalam Kegiatan Pembelajaran
Rizqia Amalia1*, Cici Yulia2, Rismar Julia Utami3
[1] Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Indonesia. [2] Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Indonesia. [3] Sekolah Tinggi Agama Islam, Indonesia.
Abstract
Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan perilaku kebosanan antara siswa laki-laki dan perempuan selama proses pembelajaran di SMK se-DK Jakarta. Kebosanan merupakan aktivitas individu yang dilakukan secara monoton/berulang-ulang serta kurangnya kebermaknaan terhadap sesuatu, sehingga menimbulkan perasaan tidak nyaman. Penelitian ini menerapkan pendekatan kuantitatif komparatif yang bertujuan menganalisis perbandingan antara dua atau lebih perilaku dari satu variabel maupun beberapa variabel secara bersamaan. Tujuan utamanya adalah mengidentifikasi perbedaan yang terjadi pada berbagai situasi, kejadian, aktivitas, atau program melalui penggunaan analisis statistik. Dalam penelitian ini, analisis Uji Mann-Whitney U digunakan sebagai alat untuk menganalisis perbedaan tingkat kebosanan (kebosanan) yang didasarkan pada perbedaan jenis kelamin. Subjek penelitian terdiri atas siswa-siswa yang bersekolah di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri dan Swasta yang tersebar di wilayah DKI Jakarta. Penelitian ini meneliti tentang aspek-aspek dari kebosanan itu sendiri, yang meliputi: lepas dari keterlibatan, kewaspadaan tinggi, kewaspadaan rendah, kurang perhatian, serta persepsi waktu. Hasil penelitian yang diperoleh adalah menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara tingkat perilaku kebosanan (kebosanan) antara siswa laki-laki dan perempuan. Temuan penelitian mengungkapkan bahwa siswa laki-laki cenderung mengalami kebosanan lebih tinggi dibandingkan siswa perempuan. Temuan penelitian ini memilki kontribusi sebagai assemant kebutuhan oleh guru Bk disekolah sebagai dasar untuk merancang layanan bimbingan dan konseling yang lebih tepat sasaran, serta mengembangkan strategi intervensi yang efektif dalam mengatasi kebosanan belajar. Implikasi penelitian ini diharapkan kepada pendidik sebagai acuan dalam merancang strategi pembelajaran yang lebih variatif dan interaktif. Hal ini bertujuan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menantang, dan kontekstual, sehingga dapat: meningkatkan kualitas pembelajaran, membangkitkan motivasi siswa, mengembangkan kemandirian peserta belajar, Dengan demikian, lingkungan belajar diharapkan mampu meminimalkan kebosanan dan memaksimalkan keterlibatan aktif siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar kegiatan akademik.
Keywords
Article Info
DOI: http://dx.doi.org/10.24127/gdn.v15i3.13374
Vol 15, No 3 (2025) Page:
(*) Corresponding Author: Rizqia Amalia, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Indonesia, Email: rizqiaamalia127@gmail.com
