Menelisik Aktivitas Pariwisata di Sulawesi Selatan Pada Masa Kolonial (1929-1942)

Syafaat Rahman Musyaqqat(1*), Nurfadilah Fajri Rahman(2),

(1) Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia
(2) Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat
(*) Corresponding Author


Abstract


Sejauh ini sejarah Sulawesi Selatan cenderung dipotret melalui kacamata politik dan perniagaan. Padahal, dalam sejarah pariwisata di Hindia Belanda, Sulawesi Selatan menjadi salah satu daerah tujuan wisata saat itu. Artikel ini mendiskusikan aktivitas pariwisata di Sulawesi Selatan pada masa kolonial (1929-1942). Sumber-sumber yang digunakan antara lain majalah, koran dan catatan perjalanan para pelancong. Dengan menggunakan metode sejarah yang menekankan pada proses dan waktu, studi ini menemukan bahwa kemunculan aktivitas pariwisata di Sulawesi Selatan pada dasarnya merupakan bentuk perjumpaan antara tren global dan kebutuhan lokal masyarakat saat itu. Potensi wisata, seperti keindahan alam dan keunikan budaya masyarakat di daerah ini tentunya memiliki nilai tersendiri yang telah menambah opsi perjalanan para wisatawan di Hindia Belanda

Keywords


pariwisata; Sulawesi Selatan; masa kolonial;

References


Sumber Terbit dan Surat Kabar

Algemeen Handelsblad 13 Mei 1930.

Bataviaasch Nieuwsblaad 29 September 1897; 13 Oktober 1933; 21 Oktober 1937.

De Indische Courant 12 Juli 1938.

De Locomotief 29 Februari 1928; 30 Juni 1932.

De Sumatera Post 15 Juni 1938.

Het Vaderland 3 Februari 1939.

Pemberita Makassar 27 Mei 1931; 28 Agustus 1930.

Soerabaijasch Handelsblad 10 Desember 1929; 15 Maret 1932; 19 Agustus 1929; 20 Maret 1931; 21 Desember 1929; 21 Desember 1932; 21 September 1937; 24 Februari 1938; 24 Juli 1931; 25 Maret 1931; 27 Maret 1933; 28 Oktober 1936; 3 April 1929; 7 Mei 1935.

Telefoongids Makasser No. 51 Januari 1940.

Tourism in Netherland India (Macassar and South Celebes Number). (1933). Batavia: Travellers Official Information Bureau.

Buku, Disertasi, Jurnal, Tesis dan Website

Adams, K. M. (1998). Domestic Tourism and Nation-building in South Sulawesi. Indonesia and the Malay World, 26(75), 77–96.

Ariwibowo, G. A. (2015). Wisata Alam di Keresidenan Priangan pada Periode Akhir Kolonial (1830-1942). Patanjala : Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya, 7(3), 399–414.

Asba, A. R. (2003). Ekspansi dan Kontraksi Ekspor Kopra Makassar 1883-1958 (Doctoral dissertation, Universitas Indonesia).

Christian, R., & Jayne, R. (2019). Historical Urban Tourism: Developmental Challenges in Johannesburg 1920-1950. Urbani Izziv Urbani Izziv, 30, 112–128.

Cribb, R. (1995). International Tourism in Java, 1900-1930. South East Asia Research, 3(2), 193–204.

Gottschalk, L. (1985). Mengerti Sejarah (Nugroho Notosusanto, trans.). Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Harvey, Barbara S. (1989). Pemberontakan Kahar Muzakkar : Dari Tradisi ke DI/TII. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

________. (1990). Sulawesi Selatan: Boneka dan Patriot. In A. R. Kahin (Ed.), Pergolakan Daerah Pada Awal Kemerdekaan (pp. 212–240). Jakarta: Grafiti.

Koerts, H. . (2001). Amtenar BB di Sulawesi Selatan. In S. . van der Wal (Ed.), Kenang-kenangan Pangrehpraja Belanda 1920-1942 (Team Perwakilan KITLV, trans.) (pp. 42–71). Jakarta: Djambatan.

Makkelo, I. D. (2018). Menjadi Kota Modern: Transformasi Kota Makassar pada Abad ke-20. Jurnal Sejarah, 1(2), 46–64. https://doi.org/10.26639/js.v1i2.79

Meulendijks, H. (2017). Tourism and Imperialism in the Dutch East Indies: Guidebooks of the Vereeniging Touristenverkeer in the late colonial era (1908-1939) (Thesis, Utrecht University).

Nasution, D. D. (16 Oktober 2019). Arief Yahya: Pariwisata akan Jadi Penyumbang Devisa Terbesar. sources URL https://republika.co.id/berita/pzg16u383/arief-yahya-pariwisata-akan-jadi penyumbang-devisa-terbesar

Paeni, M., Poelinggomang, E. L., & Mirawati, I. (2002). Batara Gowa : Messianisme dalam Gerakan Sosial di Makassar. Jakarta: Arsip Nasional Republik Indonesia kerjasama dengan Gadjah Mada University Press.

Poelinggomang, E. L. (2004). Perubahan Politik dan Hubungan Kekuasaan Makassar 1906-1942. Yogyakarta: Ombak.

Poelinggomang, E. L., Mappangara, S., Limbugau, S., Amar, S., & Sahajuddin. (2005). Sejarah Sulawesi Selatan (Jilid 2). Makassar: Balitbangda - MSI Sulawesi Selatan.

Said, E. (2012). Orientalisme (Asep Hidayat, trans). Bandung: Pustaka.

Sunjayadi, A. (2017). Dari Vreemdelingen ke Toeristenverkeer: Dinamika Pariwisata di Hindia-Belanda 1891-1942 (Doctoral dissertation, Universitas Indonesia).

________. (2018). Dari Turisme ke Pariwisata: Melacak Jejak Istilah Turisme di Indonesia. Melancong: Jurnal Perjalanan Wisata, Destinasi, dan Hospitalitas, 1(1), 1–23.

Wallace, A. R. (2016). The Malay Archipelago - Volume 1. Place of publication not identified: READ Books.

Wiretno. (2019). Aktivitas Pelesir Orang-Orang Eropa di Masa Kolonial (Abad-20). Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya dan Pengajarannya, 13(1), 12–24.




DOI: http://dx.doi.org/10.24127/hj.v8i2.2990

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.